me, me, and me

me, me, and me
What are you looking at ??

Rabu, 08 Februari 2012

Sebenernya sih ini lebih tepatnya sebuah karangan, tapi sebagian dari curhat juga siiih...
udahlah langsung aja up to point walaupun gaje juga ;p


NAMA: RATU NUR MUSTIKA
KELAS : IX U
---

117.JPG

                Pada tanggal 19 Januari 2012, siswa dan siswi kelas 8 dan 9 kelas unggul MTsN2 Bandar Lampung tidak lagi berada di sekolah untuk belajar. Melainkan kami telah berkumpul di Hotel Nusantara By Pass sekitar jam 8 pagi. Pada saat itu, kami dengan membawa koper dan tas ransel  berpamit kepada orang tua kami. Kami berpeluk dan mencium tangan mereka sambil meminta do’a, agar diberikan-Nya keselamatan untuk perjalanan ini.
                Saat di bis, kami merasa senang dengan diadakannya musik beserta vidionya yang bisa dinikmati saat di perjalanan. Ketika sampai di kapal, kami langsung mengambil air wudhu untuk menunaikan shalat dhuhur, dan juga ashar.Setelah itu, aku mengambil beberapa foto bersama teman-temanku. Kami lanjutkan perjalanan kami, dan akhirnya kami sampai di Bumi Serpong Damai(BSD). Kami awali makan malam kami di Mc Donals Serpong sebelum waktu maghrib. Setelah waktu maghrib kami sampai di tempat utama perjalanan kami, yaitu MAN Insan Cendikia Serpong. Kami menginap di wisma yang telah disediakan selama semalam.
Setelah diberikan pengarahan, kami diharuskan tidur lebih awal. Tetapi entah mengapa ketikan teman-temanku bisa tertidur lelap, aku tak bisa menutup mataku sejenak untuk beristirahat. Aku teringatkan kata Ibu agar bisa menyempatkan waktuku untuk berdo’a ketika sampai disana. Aku bergegas mengambil air wudhu, kemudian bertakbir untuk beberapa rakaat shalat malam. Dalam khusuk aku berdoa.. “ Ya Allah Ya Rabbi.. Dalam hidupku tak banyak yang telah kuberikan kepada orang tuaku. Satu hal yang kuminta, jika diizinkan aku ingin sekali melanjutkan pendidikanku nanti di sekolah ini Ya Allah.. amin.” Kemudian kuajak salah seorang temanku untuk bangun dan melakukan hal yang sama.
Keesokan harinya, kami bangun pagi-pagi sekali untuk bisa shalat shubuh berjamaah bersama siswa dan siswinya. Sekitar pukul 9 kami masuki ruang audio di gedung utama untuk pengenalan madrasah ini kepada kami. Dan juga kami ajukan beberapa pertanyaan singkat kepada kepala madrasahnya disana. Setelah itu, kami diajak berkeliling dan melihat lihat MAN Insan Cendikia secara keseluruhan. Madrasah ini sangat luas dengan luasnya mencapai 5 hektar. Saat di perpustakaan, tanpa disengaja buku catatan hafalanku tertinggal namun aku tak bisa kembali ke tempat itu. Aku berharap aku bisa mengambil buku itu kembali tahun ajaran yang akan datang. Karena buku catatan itu selalu kubawa kemanapun. Ketika waktu shalat Jum’at, aku dan teman-temanku mencari siswi siswi sekolah itu untuk diajak berbincang-bincang.Setelah shalat Jum’at selesai, kami berkemas kembali untuk perjalanan setanjutnya. Saat hendak meninggalkan area Insan Cendikia, siswi-siswi yang aku kenal tadi melambaikan tangan mereka, tanda kata akrab kami.
Tibalah kami di masjid Kubah Emas Dian Al-Mahri Depok pada siang menjelang sore hari. ‘Subhanallah..’ kata pertama yang aku ucapkan ketika melihat keindahan masjid yang cukup megah, serta kubahnya dilapisi emas 24 karat. Masjid ini juga cukup besar dengan kapasitasnya mencapai 20.000 jamaah. Masjid ini tampak indah dipandang dari sisi luar maupun dari sisi dalamnya. Kubasuh wajahku dengan linangan air suci dan langsung pergi ke dalam masjidnya. Diatas sisi masjid yang kulihat, tampak awan serta langit buatan menandakan waktu-waktu untuk menunaikan shalat. Sebelum pergi meninggalkan masjid ini, kusempatkan waktu untuk perpose bersama teman teman-temanku sebagai tanda kenangan terindah.
Pada malam harinya, kami menginap di Wisma Haji Jakarta Pusat untuk satu malam. Kuistirahatkan badanku yang mulai lelah dengan perjalanan ini. Pagi hari, aku berfoto-foto di berbagai tempat di Islamic Centre ini, karena tempat inilah yang biasa dipakai para muslim ketika manasik haji, maupun acara-acara keagamaan lainnya di Jakarta. Kemudian aku kemas kembali barang-barangku dan segera menaiki bis. Sesampainya di Taman Mini Indonesia Indah, aku dan teman-temanku menyewa sebuah sepeda. Uniknya, sepeda-sepeda disana disediakan untuk 2 orang, dan juga 3 orang sekaligus. Kami berkeliling bersama menyusuri TMII bersama-sama, dan melihat-lihat rumah adat dari setiap daerah di Indonesia. Saat lelah, kami beristirahat di danau yang indah dan rindang. Setelah itu, aku kelilingi toko-toko souvenir untuk membeli beberapa barang dan buah tangan.
Kami menjamak shalat dhuhur dan ashar kami di masjid At-Tin. Lalu kami pergi ke Monumen Nasional. Di area monas, aku tidak tertarik untuk naik ke lantai paling atas, tapi kucicipi makanan khas betawi, yakni ‘Kerak Telor’ Dan kugunakan waktuku untuk beristirahat di bis. Dari Monumen Nasional, kami lanjutkan tour kami untuk berkunjung ke masjid terbasar se-Asia Tenggara. Itulah masjid Istiqlal yang megah dan bertingkat dengan kapasitas 120000 jamaah. Masjid ini sering dikunjungi oleh para turis muslim dari berbagai daerah. Ketika pertama kalinya aku memasuki masjid itu, aku mencari kamar mandi dan tempat wudhu. Namun sayangnya aku dan Latifa tidak tahu arahnya, dan selalu saja tersesat walaupun sudah mengikuti petunjuk arahnya. Malum saja, semua sisi masjid dibentuk serupa dan berlorong-lorong. Tak juga kami temukan, akhirnya kami bertanya kepada salah seorang petugas. Akhirnya kami temukan tempatnya setelah berjalan cukup jauh. Setelah berwudhu, aku pergi ke ruang utama kemudian shalat maghrib dan isya disana. Disana pula aku bertemu banyak turis dengan keluarga mereka. Dan kami beristirahat sejenak disana.
Sehabis Isya, kami kembali menaiki bis dengan tujuan kembali ke Lampung tercinta. Kami rindukan orang tua kami yang juga kami dinanti kembali. Di malam terakhir, kami lelapkan dan istirahatkan badan kami di bis, tidak seperti 2 hari sebelumnya. Tapi kami bersukur karena masih diberi kesempatan untuk berkumpul bersama teman-teman juga guru-guru yang kami sayangi. Di Cilegon, kami berhenti di tempat penjualan oleh-oleh dan makanan khas pulau Jawa. Kubelanjakan sisa dari pemberian orang tuaku dengan membeli ‘mochi’. Aku sangat senang dengan camilan satu ini. Mochi adalah makanan faforitku dulu saat aku masih tinggal di Bogor, Jawa Barat. Setelah sampai di kapal, khusus untuk rombongan kami berada di salah satu ruangan dengan biaya sewa lima ribu rupiah.
Tidak terasa, waktu 2-3 jam berlalu dengan cepat tanda kami telah sampai kembali di Pulau asal kami tinggal. Waktu shubuh kami lewati di Masjid Agung Kalianda yang tampak dari luar masih dalam pembangunan. Sekitar pukul 7 pagi, kami sampai di depan gerbang Madrasah Tsanawiyah Negri Dua Bandar Lampung. Para wali murid telah menunggu kami untuk beberapa menit dan tidak sabar untuk bertemu dengan kami. Kuceritakan cerita singat tentang rihlah di tahun terakhirku di sekolah ini, sambil melampiaskan sedikit kerinduanku kepada mereka.
Aku merasa sangat sangat senang dan puas dengan Rihlah dan Study Banding terakhir kami. Fasilitas yang kuterima cukup memuaskan dengan biaya 470ribu rupiah. Yang aku rasakan adalah kebersamaan dan canda tawa bersama teman sekelasku, dan juga para guru yang selalu ramah tamah kepada kami. Pengalaman yang berharga aku dapatkan yaitu aku diberi kesempatan untuk berkunjung ke Madrasah terbaik se-Indonesia. Dan yang terakhir, aku mendapatkan liburan berkesansekaligus sebagai refreshing pendahuluan sebelum menghadapi ujian berturut-turut yang akan berlangsung 1 bulan yang akan datang. Hal-hal itu adalah tak akan terlupakan dari benakku, dan telah tercatat di buku harian kehidupanku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar