Sebenernya sih ini lebih tepatnya sebuah karangan, tapi sebagian dari curhat juga siiih...
udahlah langsung aja up to point walaupun gaje juga ;p
udahlah langsung aja up to point walaupun gaje juga ;p
NAMA: RATU
NUR MUSTIKA
KELAS : IX U


Pada
tanggal 19 Januari 2012, siswa dan siswi kelas 8 dan 9 kelas unggul MTsN2
Bandar Lampung tidak lagi berada di sekolah untuk belajar. Melainkan kami telah
berkumpul di Hotel Nusantara By Pass sekitar jam 8 pagi. Pada saat itu, kami
dengan membawa koper dan tas ransel
berpamit kepada orang tua kami. Kami berpeluk dan mencium tangan mereka
sambil meminta do’a, agar diberikan-Nya keselamatan untuk perjalanan ini.
Saat
di bis, kami merasa senang dengan diadakannya musik beserta vidionya yang bisa
dinikmati saat di perjalanan. Ketika sampai di kapal, kami langsung mengambil
air wudhu untuk menunaikan shalat dhuhur, dan juga ashar.Setelah itu, aku mengambil
beberapa foto bersama teman-temanku. Kami lanjutkan perjalanan kami, dan
akhirnya kami sampai di Bumi Serpong Damai(BSD). Kami awali makan malam kami di
Mc Donals Serpong sebelum waktu maghrib. Setelah waktu maghrib kami sampai di
tempat utama perjalanan kami, yaitu MAN Insan Cendikia Serpong. Kami menginap
di wisma yang telah disediakan selama semalam.
Setelah
diberikan pengarahan, kami diharuskan tidur lebih awal. Tetapi entah mengapa
ketikan teman-temanku bisa tertidur lelap, aku tak bisa menutup mataku sejenak
untuk beristirahat. Aku teringatkan kata Ibu agar bisa menyempatkan waktuku
untuk berdo’a ketika sampai disana. Aku bergegas mengambil air wudhu, kemudian
bertakbir untuk beberapa rakaat shalat malam. Dalam khusuk aku berdoa.. “ Ya
Allah Ya Rabbi.. Dalam hidupku tak banyak yang telah kuberikan kepada orang
tuaku. Satu hal yang kuminta, jika diizinkan aku ingin sekali melanjutkan
pendidikanku nanti di sekolah ini Ya Allah.. amin.” Kemudian kuajak salah
seorang temanku untuk bangun dan melakukan hal yang sama.
Keesokan
harinya, kami bangun pagi-pagi sekali untuk bisa shalat shubuh berjamaah
bersama siswa dan siswinya. Sekitar pukul 9 kami masuki ruang audio di gedung
utama untuk pengenalan madrasah ini kepada kami. Dan juga kami ajukan beberapa
pertanyaan singkat kepada kepala madrasahnya disana. Setelah itu, kami diajak
berkeliling dan melihat lihat MAN Insan Cendikia secara keseluruhan. Madrasah
ini sangat luas dengan luasnya mencapai 5 hektar. Saat di perpustakaan, tanpa
disengaja buku catatan hafalanku tertinggal namun aku tak bisa kembali ke
tempat itu. Aku berharap aku bisa mengambil buku itu kembali tahun ajaran yang
akan datang. Karena buku catatan itu selalu kubawa kemanapun. Ketika waktu
shalat Jum’at, aku dan teman-temanku mencari siswi siswi sekolah itu untuk
diajak berbincang-bincang.Setelah shalat Jum’at selesai, kami berkemas kembali
untuk perjalanan setanjutnya. Saat hendak meninggalkan area Insan Cendikia,
siswi-siswi yang aku kenal tadi melambaikan tangan mereka, tanda kata akrab
kami.
Tibalah kami
di masjid Kubah Emas Dian Al-Mahri Depok pada siang menjelang sore hari.
‘Subhanallah..’ kata pertama yang aku ucapkan ketika melihat keindahan masjid
yang cukup megah, serta kubahnya dilapisi emas 24 karat. Masjid ini juga cukup
besar dengan kapasitasnya mencapai 20.000 jamaah. Masjid ini tampak indah
dipandang dari sisi luar maupun dari sisi dalamnya. Kubasuh wajahku dengan
linangan air suci dan langsung pergi ke dalam masjidnya. Diatas sisi masjid
yang kulihat, tampak awan serta langit buatan menandakan waktu-waktu untuk
menunaikan shalat. Sebelum pergi meninggalkan masjid ini, kusempatkan waktu
untuk perpose bersama teman teman-temanku sebagai tanda kenangan terindah.
Pada malam
harinya, kami menginap di Wisma Haji Jakarta Pusat untuk satu malam.
Kuistirahatkan badanku yang mulai lelah dengan perjalanan ini. Pagi hari, aku
berfoto-foto di berbagai tempat di Islamic Centre ini, karena tempat inilah
yang biasa dipakai para muslim ketika manasik haji, maupun acara-acara
keagamaan lainnya di Jakarta. Kemudian aku kemas kembali barang-barangku dan
segera menaiki bis. Sesampainya di Taman Mini Indonesia Indah, aku dan
teman-temanku menyewa sebuah sepeda. Uniknya, sepeda-sepeda disana disediakan
untuk 2 orang, dan juga 3 orang sekaligus. Kami berkeliling bersama menyusuri
TMII bersama-sama, dan melihat-lihat rumah adat dari setiap daerah di Indonesia.
Saat lelah, kami beristirahat di danau yang indah dan rindang. Setelah itu, aku
kelilingi toko-toko souvenir untuk membeli beberapa barang dan buah tangan.
Kami menjamak
shalat dhuhur dan ashar kami di masjid At-Tin. Lalu kami pergi ke Monumen
Nasional. Di area monas, aku tidak tertarik untuk naik ke lantai paling atas,
tapi kucicipi makanan khas betawi, yakni ‘Kerak Telor’ Dan kugunakan waktuku
untuk beristirahat di bis. Dari Monumen Nasional, kami lanjutkan tour kami
untuk berkunjung ke masjid terbasar se-Asia Tenggara. Itulah masjid Istiqlal
yang megah dan bertingkat dengan kapasitas 120000 jamaah. Masjid ini sering
dikunjungi oleh para turis muslim dari berbagai daerah. Ketika pertama kalinya
aku memasuki masjid itu, aku mencari kamar mandi dan tempat wudhu. Namun
sayangnya aku dan Latifa tidak tahu arahnya, dan selalu saja tersesat walaupun
sudah mengikuti petunjuk arahnya. Malum saja, semua sisi masjid dibentuk serupa
dan berlorong-lorong. Tak juga kami temukan, akhirnya kami bertanya kepada
salah seorang petugas. Akhirnya kami temukan tempatnya setelah berjalan cukup
jauh. Setelah berwudhu, aku pergi ke ruang utama kemudian shalat maghrib dan
isya disana. Disana pula aku bertemu banyak turis dengan keluarga mereka. Dan
kami beristirahat sejenak disana.
Sehabis Isya,
kami kembali menaiki bis dengan tujuan kembali ke Lampung tercinta. Kami
rindukan orang tua kami yang juga kami dinanti kembali. Di malam terakhir, kami
lelapkan dan istirahatkan badan kami di bis, tidak seperti 2 hari sebelumnya.
Tapi kami bersukur karena masih diberi kesempatan untuk berkumpul bersama
teman-teman juga guru-guru yang kami sayangi. Di Cilegon, kami berhenti di
tempat penjualan oleh-oleh dan makanan khas pulau Jawa. Kubelanjakan sisa dari
pemberian orang tuaku dengan membeli ‘mochi’. Aku sangat senang dengan camilan
satu ini. Mochi adalah makanan faforitku dulu saat aku masih tinggal di Bogor,
Jawa Barat. Setelah sampai di kapal, khusus untuk rombongan kami berada di
salah satu ruangan dengan biaya sewa lima ribu rupiah.
Tidak terasa,
waktu 2-3 jam berlalu dengan cepat tanda kami telah sampai kembali di Pulau
asal kami tinggal. Waktu shubuh kami lewati di Masjid Agung Kalianda yang
tampak dari luar masih dalam pembangunan. Sekitar pukul 7 pagi, kami sampai di
depan gerbang Madrasah Tsanawiyah Negri Dua Bandar Lampung. Para wali murid
telah menunggu kami untuk beberapa menit dan tidak sabar untuk bertemu dengan
kami. Kuceritakan cerita singat tentang rihlah di tahun terakhirku di sekolah
ini, sambil melampiaskan sedikit kerinduanku kepada mereka.
Aku merasa
sangat sangat senang dan puas dengan Rihlah dan Study Banding terakhir kami.
Fasilitas yang kuterima cukup memuaskan dengan biaya 470ribu rupiah. Yang aku
rasakan adalah kebersamaan dan canda tawa bersama teman sekelasku, dan juga
para guru yang selalu ramah tamah kepada kami. Pengalaman yang berharga aku
dapatkan yaitu aku diberi kesempatan untuk berkunjung ke Madrasah terbaik
se-Indonesia. Dan yang terakhir, aku mendapatkan liburan berkesansekaligus
sebagai refreshing pendahuluan sebelum menghadapi ujian berturut-turut yang
akan berlangsung 1 bulan yang akan datang. Hal-hal itu adalah tak akan
terlupakan dari benakku, dan telah tercatat di buku harian kehidupanku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar